Rook (dalam Rokach, 2002) menyebutkan bahwa pada masa remaja, terjadi perubahan fisiologis maupun emosi. Seiring dengan perubahan ini, tuntutan dari keluarga, teman sebaya maupun masyarakat seringkali,menimbulkan konflik dalam diri remaja. Bila remaja mampu untuk menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan tersebut, maka ia akan mudah menjalani hidupnya. Namun bila konflik tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka akan memunculkan perilaku yang maladaptif , salah satunya adalah penggunaan narkoba.
Pada umumnya remaja menggunakan narkoba untuk mengurangi perasaan yang tidak menyenangkan dari lingkungan dan alienasi sosial White (dalam Rokach, 2002) menjelaskan, bahwa pada umumnya pengguna narkoba memiliki ketidaknyamanan dalam menjalin hubungan sosial, kurang mampu menghargai diri sendiri sehingga narkoba diharapkan secara pharmakologis dapat menurunkan distress yang tidak dapat dihadapi oleh individu.
Peplau & Perlman (dalam Buchholz & Catton, 1999) dan Rook (dalam Rokach, 2002) menyatakan bahwa loneliness merupakan hasil dari interaksi antara faktor individu dan situasi. Faktor individu yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor kepribadian yaitu karakteristik atau pengalaman yang kurang menyenangkan yang muncul dari rendahnya harga diri, ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain atau dipercaya oleh orang lain, mengalami kecemasan sosial dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan merasa menjadi orang yang tidak berguna. Di sisi lain, kondisi keluarga juga merupakan karakterisktik lain dari remaja yang mengalami loneliness. Dalam hal ini ditandai dengan adanya hubungan emosional yang renggang dan keluarga yang memberikan reaksi negatif dalam menghadapi anak yang mengkonsumsi narkoba. Shedler dan Block (dalam Rokach, 2002), menyebutkan bahwa kondisi keluarga yang seperti ini akan mendorong munculnya perasaan terasing dan tidak diterima oleh keluarga. Bila dihubungkan dengan interaksi dalam peersgroup (teman sebaya), karakteristik loneliness yang lain adalah adanya hubungan dengan teman sebaya yang kurang menyenangkan. Selain itu, Lyman & Potter (dalam Rokach, 2002) menyebutkan bahwa terdapat kecemasan ditolak oleh masyarakat dan masyarakat akan memberikan penilaian sebagai seorang kriminal pada pengguna narkoba.
a. Pengguna Narkoba
Yang dimaksud dengan pengguna narkobaa adalah mereka yang menggunakan narkoba tanpa dibedakan apakah mengalami ketergantungan obat (drug dependence) atau termasuk dalam penyalahgunaan obat (drug abused).
Kriteria Ketergantungan Obat menurut DSM-IV (2000), antara lain
1. Tolerance, didefinsikan :
a. Konsumsi obat-obatan dalam jumlah yang terus meningkat untuk mendapatkan efek yang diharapkan.
b. Ditandai oleh menurunnya efek penggunaan obat dalam jumlah yang sama
2. Withdrawal, dapat dilihat setidaknya satu dari hal-hal berikut :
a. Karakteristik sindrom withdrawal dalam penggunaan obat,
b. Penggunaan obat-obatan dengan jenis sama (atau relatif sama) untuk menghindari withdrawal syndrom.
3. Penggunaan obat-obatan dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang lama
4. Ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari penggunaan obat-obatan.
5. Adanya penggunaan waktu untuk mendapatkan, menggunakan atau mengurangi efek dari obat-obatan tersebut.
6. Aktifitas sosial, occupational dan recreational yang berkurang,
7. Penggunaan obat-obatan ini terus berlanjut meskipun telah diketahui efek dari penggunaan obat-obatan tersebut.
Kriteria Penyalahgunaan Obat:
A. Pola penggunaan obat-obatan yang maladaptif (setidaknya berlangsung 1 bulan atau lebih) untuk mengatasi kondisi distress dan dapat dilihat dalam 1 atau lebih katagori berikut ini:
1. Penggunaan obat-obatan yang berulang karena kegagalan melaksanakan peran di sekolah, lingkugan kerja atau di rumah.
2. Penggunaan obat-obatan yang berulang dalam situasi yang membahayakan secara fisik.
3. Penggunaan obat-obatan yang berulang dan hal ini berhubungan dengan pelanggaran hukum.
4. Penggunaan obat-obatan yang disebabkan permasalahan sosial.
B. Tidak Terdapat Kriteria Ketergantungan Obat.