Senin, 10 November 2008

Lanjutan Teori Jung

KETIDAKSADARAN KOLEKTIF DAN ARKHETIP

archetypes adalah komponen struktural dari ketidaksadaran kolektif.

Suatu bentuk pikiran universal yang menfadung unsur emosi yang besar.

Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.

Asal-usul arkhetip : melalui deposit permanen dalam jiwa yang terulang selama banyak generasi.

Co : keyakinan akan adanya dewaà arkhetip matahari

Peristiwa banjir, gempa, air terjunà arkhetip energià dorongan untuk menemukan enerrgi baru.

ARKHETIP

Beberapa arkhetip dippandang terpisah dari psyche atau kepribadian, yaitu :

Persona

Anima & animus

Shadow

PERSONA

Arkhetip yang didasarkan pada peran sosial

berfungsi dalam merespon tuntutan dan kebiasaan serta tradisi masyarakat

Tujuannya memberikan kesan tertentu pada orang lain dan seringkali menyembunyikan hakikat pribadi.

Bila ego mengidentifikasi diri dengan prsona, maka individu menjadi lebih sadar akan bagian yang dimainkan daripada terhadap perasaan-perasaan yang sebenarnya

Mirip dengan konsep superego

ANIMA ANIMUS

Manusia secara fisiologis dan psikologis adalah bikseksual

Anima adalah arkhetip feminin dari laki-laki

Animus adalah arkhetip maskulin dari perempuan

Memungkinkan manusia dalam memotivasi untuk tertarik dan memahami lawan jenis.

Laki-laki memahami kodrat perempuan dari sisi animanya (begitu juga sebaliknya

Perbedaan atau pertentangan akan terjadi apabila gambaran arkhetip diproyeksikan tanpa memperdulikan karakter yang sebenarnya dari sang partnerà menimbulkan kekecewaan.

SHADOW

Terdiri dari instink binatang

Mengakibatkan munculnya pikiran, perasaan, dan tindakan yang tidak menyenangkan dan patut dicela ole masyarakat dalam kesadaran dan tingkah laku.

Bisa disembunyikan dari pandangan publik oleh persona atau direpresikan dalam ketidaksadaran pribadi.

Shadow dengan insting binatang yang vital dan berkobar-kobar akan memberikan kualitas penuh pada psyche

THE SELF

Diri adalah titik pusat kepribadian yang mengkonstelasikan semua sistem.

Menyatukan sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada pribadi.

Diri adalah tujuan hidup, tujuan yang terus menerus diperjuangkan tetapi jarang tercapai.

Pengalaman religius sejati merupakan bentuk pengalaman yang paling dekat dengan Diri.

Sebelum diri muncul, maka berbagai komponen harus berkembang terlebih dahulu sepenuhnya dan terindividuaskan.

Sehingga…arkhetip diri tidak akan muncul sebelum orang mencapai usia setengah baya.

Orientasi Kepribadian Jung (Supratiknya,1993)/Struktur Kesadaran (Suryabrata, 2006)

Kesadaran memiliki 2 komponen pokok yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa.

Masing-masing berinteraksi dan menentukan orientasi manusia dalam dunianya

Ego sangat dipengaruhi dan didominasi oleh fungsi dan sikap jiwa dalam tingkatan sadar.

Fungsi dan sikap jiwa inferior mempengaruhi ego dalam tingkat ketidaksadaran.

SIKAP (Suryabrata, 2006)

Sikap Jiwa (Attitudes) adalah arah energi psikis yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya (co: hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan)

Bentuk orientasinya :

Introvesi (Introversion)

Extroversi (Extraversion)

Introversi (Suryabrata)

Energi psikis yang berorientasi kedalam)

Dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia dari dalam dirinya.

Pikiran, perasaan dan tindakan dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif.

Penyesuaian batinnya sangat baik, artinya kesadaran pada dirinya sendiri sangat baik.

Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, sikar bergaul dan berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain.

Ekstrim : jarak dengan dunia objektif terlalu jauh, sehingga orang lepas dari dunia objektifnya.

Extraversi

Energi psikis yang berorientasi ke luar

Dipengaruhi oleh dunia objektif (dunia di luar dirinya)

Pikiran, perasaan dan tindakannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan non sosial.

Mudah bergaul, optimis, antusias, hubugan dengan orang lain lancar, pragmatis.

Ekstrim : bila ikatan dengan dunia luar terlalu kuat, maka ia akan kehilangan “dirinya” atau asing dengan dunia subjektifnya sendiri.

FUNGSI JIWA (Suryabrata & Supratiknya)

Fungsi jiwa pada dasarnya adalah suatu proses kognitif.

Ada 4 bentuk fungsi jiwa :

Pikiran (Thinking )- memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri

Perasaan (Feeling ) – memberikan evaluasi (+/-, memberikan pengalaman subjektif: senang/sedih, takut/berani, dll)

Intusisi (Intuiting) – proses-proses bawah sadar, mencari hakikat sesuatu, melampaui realitas

Pendriaan (Sensing) – fungsi perseptual, menghasilkan fakta-fakta konkrit tentang dunia

Thinking and feeling bersifat RASIONAL

Sensing and intuiting bersifat IRASIONAL